Promo Spesial and Free Ongkir
Baca Juga
SIDAMULYANEWS - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata III Tahun 2018. Acara tersebut, dalam rangka pencapaian target kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara (wisman) dan peningkatan realisasi investasi sektor pariwisata pada tahun 2019.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan bahwa pariwisata ditetapkan sebagai sektor andalan dalam menghasilkan devisa (tahun 2019 mentargetkan devisa USD20 miliar dari kunjungan 20 juta wisman dan pergerakan 275 juta wisnus) juga sebagai pilihan dalam menstabilkan defisit pada neraca perdagangan Indonesia.
"Dalam empat tahun terakhir pariwisata menghasilkan balance payment yang positif atau selalu surplus antara devisa yang diperoleh dari kunjungan wisman dengan uang yang dibelanjakan oleh wisatawan nasional (wisnas) yang berwisata ke luar negeri. Untuk mendukung target 20 juta wisman tersebut," kata Arief Yahya di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (26/9/2018).
Dia menjelaskan, ada tiga isu kebutuhan pembiayaan yang diperlukan dalam mendukung sektor pariwisata yakni kebutuhan pembiayaan untuk membangun 10 destinasi pariwisata prioritas (DPP, kebutuhan pembiayaan Usaha Homestay (2018-2019), serta kebutuhan pembiayaan Usaha UMK Pariwisata (KUR Khusus Pariwisata).
"Untuk homestay membutuhkan investasi Rp2 triliun dan Usaha UMK Pariwisata (KUR Khusus Pariwisata) Rp25 triliun. Tahun ini jumlah pelaku usaha mikro dan kecil di sektor pariwisata sebanyak 6,7 juta pelaku usaha," jelasnya.
Terlihat, kegiatan itu juga membahas dan me-launching program universal traveller protection yang berfungsi sebagai perlindungan bagi wisman dan wisnus yang melakukan perjalanan (travelling) di Indonesia dengan asuransi perjalanan yang diperkirakan dapat meng-cover sampai Rp320 triliun sampai tahun 2024 mendatang.
Rakornas yang diikuti 600 peserta dari unsur akademisi, pelaku usaha, pemerintah, komunitas dan media (Pentahelix). Pada acara itu juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara lain Menteri Pariwisata dengan Menteri Keuangan, Menteri Koperasi dan UKM, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Lembaga Pembiayaan Pemerintah serta lunching Universal Traveller Protection.
Artikel Terkait Lainnya :
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan bahwa pariwisata ditetapkan sebagai sektor andalan dalam menghasilkan devisa (tahun 2019 mentargetkan devisa USD20 miliar dari kunjungan 20 juta wisman dan pergerakan 275 juta wisnus) juga sebagai pilihan dalam menstabilkan defisit pada neraca perdagangan Indonesia.
"Dalam empat tahun terakhir pariwisata menghasilkan balance payment yang positif atau selalu surplus antara devisa yang diperoleh dari kunjungan wisman dengan uang yang dibelanjakan oleh wisatawan nasional (wisnas) yang berwisata ke luar negeri. Untuk mendukung target 20 juta wisman tersebut," kata Arief Yahya di Hotel Raffles, Jakarta, Rabu (26/9/2018).
Dia menjelaskan, ada tiga isu kebutuhan pembiayaan yang diperlukan dalam mendukung sektor pariwisata yakni kebutuhan pembiayaan untuk membangun 10 destinasi pariwisata prioritas (DPP, kebutuhan pembiayaan Usaha Homestay (2018-2019), serta kebutuhan pembiayaan Usaha UMK Pariwisata (KUR Khusus Pariwisata).
"Untuk homestay membutuhkan investasi Rp2 triliun dan Usaha UMK Pariwisata (KUR Khusus Pariwisata) Rp25 triliun. Tahun ini jumlah pelaku usaha mikro dan kecil di sektor pariwisata sebanyak 6,7 juta pelaku usaha," jelasnya.
Terlihat, kegiatan itu juga membahas dan me-launching program universal traveller protection yang berfungsi sebagai perlindungan bagi wisman dan wisnus yang melakukan perjalanan (travelling) di Indonesia dengan asuransi perjalanan yang diperkirakan dapat meng-cover sampai Rp320 triliun sampai tahun 2024 mendatang.
Rakornas yang diikuti 600 peserta dari unsur akademisi, pelaku usaha, pemerintah, komunitas dan media (Pentahelix). Pada acara itu juga dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara lain Menteri Pariwisata dengan Menteri Keuangan, Menteri Koperasi dan UKM, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Lembaga Pembiayaan Pemerintah serta lunching Universal Traveller Protection.
0 Response to "Sektor Pariwisata Bisa Stabilkan Defisit Neraca Dagang Akibat Devisa Meningkat"
Posting Komentar