SIDAMULYANEWS - POLITIK uang (money politic) boleh jadi masih saja ada di setiap pemilihan kepala daerah (Pilkada), tak kercuali di Kabupaten Bekasi. Berbagai pengamat politik menyebutkan, politik uang sebagai hal yang sulit dihindarkan.
Perjuangan mengikis budaya politik uang, menurut pengamat politik Djajadi Hanan, perlu komitmen yang tinggi dari berbagai pihak.
Perjuangan mengikis budaya politik uang, menurut pengamat politik Djajadi Hanan, perlu komitmen yang tinggi dari berbagai pihak.
Promo Spesial and Free Ongkir
Baca Juga
- Wow... Jalur Kereta Api Pangandaran Hidup Kembali ! Berikut Promo Tiket Kereta Api Jakarta Gambir - Pangandaran
- P.T. KAI: Reaktivasi Jalur Kereta Banjar-Pangandaran Akan Hidup Kembali
- Pemerintah Peringatkan Warga Siaga Potensi Tsunami Susulan Terkait Anak Krakatau
- Terduga Kasus Korupsi di KPU Pangandaran, Muhtadin Angkat Bicara
- Akibat Jarak Terlalu Jauh, 9 Desa Ini Mengusung Pemekaran Kecamatan Langkaplancar
- Peningkatan Ormas & LSM di Pangandaran Terus Meningkat, Berikut Data Kesbangpol ...
Djayadi menyebutkan, perjuangan mengikis budaya politik uang, menurut pengamat politik Djajadi Hanan, perlu komitmen yang tinggi dari berbagai pihak
Iklim demokrasi di Indonesia, papar Djayadi, masih belum sematang negara-negara lain yang sudah lebih lama dan berpengalaman dalam berdemokrasi, oleh karenanya budaya politik transaksional cenderung lebih dominan.
Sementara pengamat politik lainnya, Adi Susila, menyebutkan, wilayah perkotaan seperti perumahan money politic tak ampuh ya. Karena cenderung pemilih di wilayah seperti ini hanya keinginan mereka saja untuk menyalurkan hak pilihnya mau tidak datang ke TPS pas hari H
Sebaliknya, di daerah pelosok atau wilayah perbatasan seperti di daerah pedesaan atau pedalaman maupun perbatasan politik uang mungkin masih cukup terpengaruh.
Pemilih tradisional yg secara geografis tinggal di wilayah pedesaan, menurutnya, paling mudah dipengaruhi politik uang.
“Jadi yang punya duit bisa melakukan itu dan yang menjadikan pemilih di pedesaan sebagai sasaran utamanya”, paparnya. (RED)
Artikel Terkait Lainnya :
Iklim demokrasi di Indonesia, papar Djayadi, masih belum sematang negara-negara lain yang sudah lebih lama dan berpengalaman dalam berdemokrasi, oleh karenanya budaya politik transaksional cenderung lebih dominan.
Sementara pengamat politik lainnya, Adi Susila, menyebutkan, wilayah perkotaan seperti perumahan money politic tak ampuh ya. Karena cenderung pemilih di wilayah seperti ini hanya keinginan mereka saja untuk menyalurkan hak pilihnya mau tidak datang ke TPS pas hari H
Sebaliknya, di daerah pelosok atau wilayah perbatasan seperti di daerah pedesaan atau pedalaman maupun perbatasan politik uang mungkin masih cukup terpengaruh.
Pemilih tradisional yg secara geografis tinggal di wilayah pedesaan, menurutnya, paling mudah dipengaruhi politik uang.
“Jadi yang punya duit bisa melakukan itu dan yang menjadikan pemilih di pedesaan sebagai sasaran utamanya”, paparnya. (RED)
0 Response to "Money Politic Tidak Berpengaruh Di Kota Besar"
Posting Komentar