Promo Spesial and Free Ongkir
Baca Juga
Hektaran areal pesawahan terancam kekeringan akibat tidak adanya pasokan air sejak satu bulan terakhir ini. Seperti halnya lahan sawah yang berada di perbatasan Kelurahan Cigembor dan Desa Handapherang, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Seperti diungkapkan Aen Fatoni, salah seorang petani di Desa Handapherang, kepada Media Online, Rabu (03/06/2019), bahwa sawah garapanya baru sekitar satu bulan lebih ditanami benih padi.
“Saat itu pasokan air masih ada dari aliran anak Sungai Nagawiru yang biasa mengairi sawah, karena pada waktu musim tanam intensitas hujan juga masih cukup tinggi. Namun, sudah satu bulan ini airnya tak kunjung mengalir sehingga hektaran areal pesawahan di wilayah tersebut mengalami kekeringan,” tuturnya.
Aen menyebutkan, hektaran areal pesawahan yang mengalami kekeringan kebanyakan milik perangkat Desa Handapherang sebagai tanah kalungguhan dan lahan tersebut merupakan sawah tadah hujan.
“Pasokan air dari aliran anak Sungai Nagawiru tidak sampai ke Handapherang, sehingga berdampak pada keringnya areal pesawahan,” kata Aen.
Menurutnya, selama ini areal sawah yang ada di wilayah Handapherang paling bagus panen dua kali dalam setahun. Karena sawah tadah hujan, ketika musim kemarau petani pun tak bisa berbuat banyak.
Di tempat terpisah, Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis, Budiawan, mengatakan, mengenai masalah kekeringan ini, pihaknya sudah memberikan surat himbauan agar petani merubah sistem pola tanam, yaitu dengan menanam tanaman palawija, seperti jagung dan kedelai.
“Terutama untuk sawah tadah hujan, kita himbau agar jangan dulu tanam padi, karena berdasarkan perkiraan BMKG, kemarau akan berlangsung cukup lama,” jelas Budiawan.
Artikel Terkait Lainnya :
Hektaran areal pesawahan di Ciamis terancam kekeringan akibat tidak adanya pasokan air sejak satu bulan terakhir ini. |
“Saat itu pasokan air masih ada dari aliran anak Sungai Nagawiru yang biasa mengairi sawah, karena pada waktu musim tanam intensitas hujan juga masih cukup tinggi. Namun, sudah satu bulan ini airnya tak kunjung mengalir sehingga hektaran areal pesawahan di wilayah tersebut mengalami kekeringan,” tuturnya.
Aen menyebutkan, hektaran areal pesawahan yang mengalami kekeringan kebanyakan milik perangkat Desa Handapherang sebagai tanah kalungguhan dan lahan tersebut merupakan sawah tadah hujan.
“Pasokan air dari aliran anak Sungai Nagawiru tidak sampai ke Handapherang, sehingga berdampak pada keringnya areal pesawahan,” kata Aen.
Menurutnya, selama ini areal sawah yang ada di wilayah Handapherang paling bagus panen dua kali dalam setahun. Karena sawah tadah hujan, ketika musim kemarau petani pun tak bisa berbuat banyak.
Di tempat terpisah, Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis, Budiawan, mengatakan, mengenai masalah kekeringan ini, pihaknya sudah memberikan surat himbauan agar petani merubah sistem pola tanam, yaitu dengan menanam tanaman palawija, seperti jagung dan kedelai.
“Terutama untuk sawah tadah hujan, kita himbau agar jangan dulu tanam padi, karena berdasarkan perkiraan BMKG, kemarau akan berlangsung cukup lama,” jelas Budiawan.
0 Response to "Hektaran Areal Pesawahan Kekeringan di Handapherang Ciamis"
Posting Komentar