Promo Spesial and Free Ongkir
Baca Juga
Soe Hok Gie Tentang Prabowo: Sebenarnya apa persisnya yang menyebabkan Soe Hok Gie tidak lagi antusias terhadap proyeknya Prabowo? Secara jelas sekali, Soe memang tidak pernah menyebutkannya. Namun dalam catatan harian dia (Catatan Seorang Demonstran pada 22 Mei 1969), Soe menyatakan sudah merasa bahwa program Peace Corps-nya Prabowo itu tidak memiliki konsepsi-konsepsi yang jelas dalam perencanaannya.
“Prabowo mau mengambil orang untuk pimpinan-pimpinan penting seperti ia mau membentuk organisasi catur,” tulisnya.
Baca juga: Soe Hok Gie Dalam Biografi Hidup, Pendidikan Hingga Karier
Sebelumnya terhadap putra begawan ekonomi ini, Soe juga memiliki kesan “kurang simpati” ketika sahabatnya Jopie Lasut memberitahu tentang kelakuan Prabowo yang mencuri 3 pucuk AK (Auto Kalashnikov, senjata otomatis buatan Uni Sovyet yang kala itu menjadi perangkat organik ABRI) untuk dipergunakannya mengacaukan acara di GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) yang tengah memperingati “menteri-menterinya” yang tewas dalam perjuangan melawan KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia).
“Saya katakan bahwa saya tak setuju untuk bertindak demikian. Saya setuju teror, tapi kalau berani, laksanakan pada koruptor,” ungkap Soe dalam catatan hariannya (Catatan Seorang Demonstran pada 14 April 1969).
Pada akhirnya, Soe merasa saat itu Prabowo belum waktunya untuk mengurusi soal-soal besar. Bukan dia tidak mengakui kepintaran sang anak muda tersebut namun Soe melihat Prabowo harus lebih banyak bergaul lagi dengan situasi di tanah airnya setelah bertahun-tahun hidup di luar negeri.
"Bagi saya Prabowo adalah seorang pemuda (atau kanak-kanak) yang kehilangan horison romatiknya. Ia cepat menangkap persoalan-persoalan dengan cerdas tapi naif. Mungkin kalau ia berdiam 2-3 tahun dan hidup dalam dunia yang nyata, ia akan berubah," ungkap Soe pada Minggu, 25 Mei 1969.
Artikel Terkait Lainnya :
Prabowo muda menyimpan karangan bunga di atas makam Soe Hok Gie. (reactips.hol.es). |
Baca juga: Soe Hok Gie Dalam Biografi Hidup, Pendidikan Hingga Karier
Sebelumnya terhadap putra begawan ekonomi ini, Soe juga memiliki kesan “kurang simpati” ketika sahabatnya Jopie Lasut memberitahu tentang kelakuan Prabowo yang mencuri 3 pucuk AK (Auto Kalashnikov, senjata otomatis buatan Uni Sovyet yang kala itu menjadi perangkat organik ABRI) untuk dipergunakannya mengacaukan acara di GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) yang tengah memperingati “menteri-menterinya” yang tewas dalam perjuangan melawan KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia).
“Saya katakan bahwa saya tak setuju untuk bertindak demikian. Saya setuju teror, tapi kalau berani, laksanakan pada koruptor,” ungkap Soe dalam catatan hariannya (Catatan Seorang Demonstran pada 14 April 1969).
Pada akhirnya, Soe merasa saat itu Prabowo belum waktunya untuk mengurusi soal-soal besar. Bukan dia tidak mengakui kepintaran sang anak muda tersebut namun Soe melihat Prabowo harus lebih banyak bergaul lagi dengan situasi di tanah airnya setelah bertahun-tahun hidup di luar negeri.
"Bagi saya Prabowo adalah seorang pemuda (atau kanak-kanak) yang kehilangan horison romatiknya. Ia cepat menangkap persoalan-persoalan dengan cerdas tapi naif. Mungkin kalau ia berdiam 2-3 tahun dan hidup dalam dunia yang nyata, ia akan berubah," ungkap Soe pada Minggu, 25 Mei 1969.
0 Response to "Sosok Pribadi Prabowo di "Mata" Soe Hok Gie"
Posting Komentar