Promo Spesial and Free Ongkir
Baca Juga
SIDAMULYANEWS - Hingga memasuki H+5 Lebaran Idul Fitri 2018, harga daging ayam potong di sejumlah pasar tradisional di Kota Banjar masih cukup tinggi, yakni dikisaran Rp.45 ribu per kilogram. Setelah sebelumnya, atau tiga hari menjelang Lebaran harganya melonjak mencapai Rp.50 ribu per kilogram.
Menurut Atik (45), salah seorang pedagang daging ayam potong di Pasar Langensari, kenaikan harga daging ayam terjadi sejak satu minggu sebelum Lebaran, yakni dari harga normal Rp.40 ribu per kilogram melonjak naik hingga Rp.50 ribu per kilogram.
Baca juga : Potensi Hasil Laut, Merupakan Penggerak Bisnis Perikanan Indonesia
“Memang harganya naik, lumayan mahal. Waktu itu tiga hari sebelum Lebaran, para pedagang menjualnya 50 ribu rupiah per kilogram. Tapi kalau saya pribadi hanya jual 48 ribu rupiah per kilogramnya, karena kasihan juga pelanggan,” ungkapnya, Senin (12/06/2018).
Atik juga mengatakan, melonjaknya harga jual daging ayam bukan berarti para pedagang memanfaatkan momen atas meningkatnya permintaan, namun hal itu disebabkan oleh berkurangna pasokan daging ayam dari pihak distributor.
Sedangkan, Harban, pedagang ayam potong lainnya, mengakui bahwa menjelang Lebaran dirinya menjual daging ayam dagangannya sebesar Rp.50 ribu per kilogram. Sebab, harga belinya pun mengalami kenaikkan. Jadi otomatis harga jualnya ikut melonjak pula.
Masih tingginya harga daging ayam di pasar dikeluhkan para pembeli. Mereka pun berharap harga daging ayam segera kembali normal seperti sebelumnya.
“Kalau harganya terus-terusan segitu, berat buat pembeli. Jangan terlalu manfaatkan momen Hari Raya, yang wajar saja walau pun ada kenaikkan,” ungkap Tati, pembeli daging ayam di Pasar Langensari.
Baik Tati maupun pembeli lainnya sepakat menginginkan harga daging ayam segera kembali normal seperti hari-hari biasanya. (RED)
Artikel Terkait Lainnya :
Atik (45), salah seorang pedagang daging ayam potong di Pasar Langensari, Kota Banjar. Hingga memasuki H+5 Lebaran, harga daging ayam di pasar masih cukup tinggi. |
Baca juga : Potensi Hasil Laut, Merupakan Penggerak Bisnis Perikanan Indonesia
“Memang harganya naik, lumayan mahal. Waktu itu tiga hari sebelum Lebaran, para pedagang menjualnya 50 ribu rupiah per kilogram. Tapi kalau saya pribadi hanya jual 48 ribu rupiah per kilogramnya, karena kasihan juga pelanggan,” ungkapnya, Senin (12/06/2018).
Atik juga mengatakan, melonjaknya harga jual daging ayam bukan berarti para pedagang memanfaatkan momen atas meningkatnya permintaan, namun hal itu disebabkan oleh berkurangna pasokan daging ayam dari pihak distributor.
Sedangkan, Harban, pedagang ayam potong lainnya, mengakui bahwa menjelang Lebaran dirinya menjual daging ayam dagangannya sebesar Rp.50 ribu per kilogram. Sebab, harga belinya pun mengalami kenaikkan. Jadi otomatis harga jualnya ikut melonjak pula.
Masih tingginya harga daging ayam di pasar dikeluhkan para pembeli. Mereka pun berharap harga daging ayam segera kembali normal seperti sebelumnya.
“Kalau harganya terus-terusan segitu, berat buat pembeli. Jangan terlalu manfaatkan momen Hari Raya, yang wajar saja walau pun ada kenaikkan,” ungkap Tati, pembeli daging ayam di Pasar Langensari.
Baik Tati maupun pembeli lainnya sepakat menginginkan harga daging ayam segera kembali normal seperti hari-hari biasanya. (RED)
0 Response to "Harga Daging Ayam di Pasar Banjar Belum Stabil Sejak Lebaran"
Posting Komentar