Promo Spesial and Free Ongkir
Baca Juga
BANDUNG - Sidamulyanews, Dari sejumlah wilayah yang tergenang air akibat meluapnya sungai citepus, Kelurahan Arjuna dan Pajajaran menjadi daerah yang paling parah terkena banjir. “Total rumah yang terendam dari dua kelurahan adalah 513 unit,” ungkap Kepala Seksi Kesiapsiagaan BPBD Jawa Barat, Alif Nur Anhar, Rabu Kemarin (26/10).
Sementara itu di Kelurahan Cibadak, terjangan banjir membuat 300 rumah terendam. “Selain itu, satu unit sekolah dengan enam ruang kelas dan satu ruang guru mengalami kerusakan. dan Tidak ada titik temapt untuk pengungsian,” katanya.
Sementara itu, petugas gabungan dan kebersihan tampak sibuk bahu membahu membersihkan puing yang berserakan pasca banjir. Petugas lainnya sibuk dengan evakuasi sejumlah kendaraan yang ikut hanyut. Salah satunya proses evakuasi seunit mobil jenis Grand Livina yang terseret arus banjir di Kawasan Pagarsih siang kemarin.
Petugas sempat kesulitan mengangkat kerangka mobil yang dipenuhi bebatuan dan pasir. yang berada tepat dibawah gorong-gorong jembatan dan Posisi mobil yang terbenam di dasar Sungai Citepus itu berhasil diangkat petugas kepolisian dengan kondisi rusak parah.
Irma (42), pemilik mobil Garand Livina bernomor polisi D 1087 PO terheran-heran melihat mobil yang sempat dilaporkan lenyap itu ditemukan terendam 1,5 meter di bawah Jembatan Pasir Koja Sungai Citepus RT 01/ RW 6 Kelurahan Panjunan Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung.
Mobil itu terseret arus deras kurang lebih satu kilometer dari showroom milik Irma di Jalan Pagarsih nomor 41, Kota Bandung. ”Saya tidak menyangka mobil bisa terseret arus air hingga beberapa kilo di sungai Citepus,” kata Irma yang terlihat shock itu di lokasi evakuasi, Selasa (25/10).
Irma menuturkan, sebelum mobilnya terseret arus banjir sekira pukul 12.30 WIB cuaca memang tidak bersahabat. Saat itu hujan deras terus mengguyur kawasan Pagarsih. Irma yang memarkirkan mobil Grand Livina di depan showroom nampak terkaget-kaget saat air secara terus menerus mengenang mobilnya. Melihat kondisi itu, Irma berencana memasukkan mobilnya ke garasi. Akan tetapi niatan tersebut gagal karena banyak motor yang berjejer di depan pintu garasi. Akibat derasnya air yang menerjang kawasan Pasteur kemarin.
“Kira-kira pukul 12.00 WIB saya parkir mobil, saya masuk untuk istirahat. Tapi selang 30 menit saya melihat di luar air menggenang, karena mobil tidak bisa masuk garasi saya berinisiatif mengambil tali dengan maksud untuk mengikat,” tuturnya. Setelah mengambil tali tambang, Irma sempat mengikatkanya velk depan roda mobil kepada tihang garasi.
Walaupun sudah bersusah payah menyelamatkan harta bendanya, tali tambang tersebut tidak dapat menahan terjangan arus banjir. “Saat itu posisi air di Jalan sangat kencang jadi saya hanya memantau melalui CCTV. Pas baru lihat mobil sudah terseret arus,” ujar Irma. Irma mengaku tidak tahu harus berbuat apa dengan bangkai mobil miliknya, apakah dijual atau diperbaiki. “Pasrah saja, mau diklaim asuransi tidak bisa karena bukan kehilangan, tapi bencana,” jelasnya.
Disamping itu Nana mengakui, evakuasi lamban karena alat berat yang digunakan tidak sebanding dengan bobot mobil di dasar sungai yang sudah dipenuhi batu dan pasir. “Beratnya mencapai 2,5 ton sedangkan kapasitas dua alat berat kami kurang lebih hanya 1 ton,” tandasnya.
Proses evakuasi mobil itu juga mengundang perhatian ratusan warga. Mereka berduyun-duyun datang untuk menonton prosesi pengangkatan mobil itu. Akibatnya, kemacetan di Jalan Pasir Koja Kota Bandung hinga kurang lebih lima kilometer panjangnya tak terbendung. ***RED
Artikel Terkait Lainnya :
mobil yang hanyut saat banjir bandang - pasteur |
Sementara itu, petugas gabungan dan kebersihan tampak sibuk bahu membahu membersihkan puing yang berserakan pasca banjir. Petugas lainnya sibuk dengan evakuasi sejumlah kendaraan yang ikut hanyut. Salah satunya proses evakuasi seunit mobil jenis Grand Livina yang terseret arus banjir di Kawasan Pagarsih siang kemarin.
Petugas sempat kesulitan mengangkat kerangka mobil yang dipenuhi bebatuan dan pasir. yang berada tepat dibawah gorong-gorong jembatan dan Posisi mobil yang terbenam di dasar Sungai Citepus itu berhasil diangkat petugas kepolisian dengan kondisi rusak parah.
Irma (42), pemilik mobil Garand Livina bernomor polisi D 1087 PO terheran-heran melihat mobil yang sempat dilaporkan lenyap itu ditemukan terendam 1,5 meter di bawah Jembatan Pasir Koja Sungai Citepus RT 01/ RW 6 Kelurahan Panjunan Kecamatan Astana Anyar, Kota Bandung.
Mobil itu terseret arus deras kurang lebih satu kilometer dari showroom milik Irma di Jalan Pagarsih nomor 41, Kota Bandung. ”Saya tidak menyangka mobil bisa terseret arus air hingga beberapa kilo di sungai Citepus,” kata Irma yang terlihat shock itu di lokasi evakuasi, Selasa (25/10).
Irma menuturkan, sebelum mobilnya terseret arus banjir sekira pukul 12.30 WIB cuaca memang tidak bersahabat. Saat itu hujan deras terus mengguyur kawasan Pagarsih. Irma yang memarkirkan mobil Grand Livina di depan showroom nampak terkaget-kaget saat air secara terus menerus mengenang mobilnya. Melihat kondisi itu, Irma berencana memasukkan mobilnya ke garasi. Akan tetapi niatan tersebut gagal karena banyak motor yang berjejer di depan pintu garasi. Akibat derasnya air yang menerjang kawasan Pasteur kemarin.
“Kira-kira pukul 12.00 WIB saya parkir mobil, saya masuk untuk istirahat. Tapi selang 30 menit saya melihat di luar air menggenang, karena mobil tidak bisa masuk garasi saya berinisiatif mengambil tali dengan maksud untuk mengikat,” tuturnya. Setelah mengambil tali tambang, Irma sempat mengikatkanya velk depan roda mobil kepada tihang garasi.
Walaupun sudah bersusah payah menyelamatkan harta bendanya, tali tambang tersebut tidak dapat menahan terjangan arus banjir. “Saat itu posisi air di Jalan sangat kencang jadi saya hanya memantau melalui CCTV. Pas baru lihat mobil sudah terseret arus,” ujar Irma. Irma mengaku tidak tahu harus berbuat apa dengan bangkai mobil miliknya, apakah dijual atau diperbaiki. “Pasrah saja, mau diklaim asuransi tidak bisa karena bukan kehilangan, tapi bencana,” jelasnya.
Disamping itu Nana mengakui, evakuasi lamban karena alat berat yang digunakan tidak sebanding dengan bobot mobil di dasar sungai yang sudah dipenuhi batu dan pasir. “Beratnya mencapai 2,5 ton sedangkan kapasitas dua alat berat kami kurang lebih hanya 1 ton,” tandasnya.
Proses evakuasi mobil itu juga mengundang perhatian ratusan warga. Mereka berduyun-duyun datang untuk menonton prosesi pengangkatan mobil itu. Akibatnya, kemacetan di Jalan Pasir Koja Kota Bandung hinga kurang lebih lima kilometer panjangnya tak terbendung. ***RED
0 Response to "Banjir Bandang Di Bandung Dari Sungai Citepus"
Posting Komentar