Promo Spesial and Free Ongkir
Baca Juga
Setidaknya ada 80 anjing dan kucing yang divaksin rabies di Desa Kertabumi, Kecamatan Cijeungjing. Suntik rabies ini dilakukan secara gratis. Rencananya kegiatan ini akan terus berlangsung sampai Agustus 2019.
Sejumlah anjing dan kucing di Ciamis disuntik vaksin rabies oleh
petugas Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ciamis, Selasa
(2/7/2019).
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ciamis akan melakukan suntik vaksin rabies ini di seluruh daerah yang populasi anjingnya cukup tinggi.
“Tujuan vaksin rabies ini untuk menjaga ketentraman masyarakat Ciamis, khususnya terkait penyakit anjing gila atau rabies. Hari pertama ada 80 ekor anjing dan kucing yang divaksin. Rencananya vaksin rabies ini akan dilaksanakan sampai Agustus,” ujar Otong Bustomi, Sekdis Peternakan dan Perikanan Ciamis.
Otong menuturkan di Ciamis, daerah gunung merupakan tempat populasi anjing paling tinggi, masyarakat di daerah gunung tersebut memang memelihara anjing khusus untuk berburu. Namun, kata dia, anjing rabies justru banyak ditemukan di daerah perkotaan, seperti Sindangkasih, Cikoneng. Cijeungjing dan Kecamatan Ciamis.
“Ciamis ini sudah termasuk rawan rabies, lantaran masuk daerah perlintasan yang akibatnya ancaman munculnya penyakit hewan cukup tinggi. Misalnya ketika ada kasus rabies di wilayah Jawa Tengah, maka bisa saja sampai ke Ciamis,” kata Otong.
Otong juga mengimbau masyarakat, terutama yang memiliki hewah peliharaan seperti kucing, anjing dan kera untuk segera lapor ke Dinas Peternakan. Pelayanan suntik rabies disediakan secara gratis untuk hewan peliharaan warga Ciamis di Dinas Peternakan.
“Idealnya memang suntik rabies itu dilakukan setahun sekali, terutama anjing yang berumur di atas 3 bulan,” ucapnya.
Kata dia, hal itu dilakukan dalam rangka upaya pencegahan dan juga sosialisasi sejak dini. Kasus anjing rabies pernah ditemukan pada tahun 1997 lalu. Sejak saat itu memang belum ditemukan lagi kasus rabies. Rabies ini, kata Otong, bisa menular kepada manusia lewat gigitan hewan peliharaan. Hal ini cukup berbahaya karena bisa menimbulkan kematian.
“Ciri-ciri anjing terindikasi rabies terlihat saat anjing takut air, matanya merah, terus menggonggong, dan kerap makan barang-barang yang ada di depannya. Selain itu, perilakunya cenderung agresif. Jika hewan peliharaan menunjukkan gejala tersebut maka masyarakat harus segera menghindar, sebab terindikasi rabies,” terang Otong.
Sementara jika terlanjur digigit anjing, Otong menyarankan agar bekas gigitannya segera dicuci dengan sabun. Selanjutnya dibasuh dengan alkohol dan segera bawa ke Puskesmas agar bisa ditangani oleh dokter.
“Anjingnya itu kemudian harus diobservasi selama 14 hari, kalau kemudian mati berarti positif rabies. Maka orang yang digigitnya pun segera diberi vaksin anti rabies, jadi kalau manusia tidak langsung diberi vaksin harus ada observasi dulu,” katanya.
Artikel Terkait Lainnya :
Petugas dari Dinas Peternakan Kabupaten Ciamis sedang melakukan suntik vaksin rabies, Selasa (2/7/2019). |
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Ciamis akan melakukan suntik vaksin rabies ini di seluruh daerah yang populasi anjingnya cukup tinggi.
“Tujuan vaksin rabies ini untuk menjaga ketentraman masyarakat Ciamis, khususnya terkait penyakit anjing gila atau rabies. Hari pertama ada 80 ekor anjing dan kucing yang divaksin. Rencananya vaksin rabies ini akan dilaksanakan sampai Agustus,” ujar Otong Bustomi, Sekdis Peternakan dan Perikanan Ciamis.
Otong menuturkan di Ciamis, daerah gunung merupakan tempat populasi anjing paling tinggi, masyarakat di daerah gunung tersebut memang memelihara anjing khusus untuk berburu. Namun, kata dia, anjing rabies justru banyak ditemukan di daerah perkotaan, seperti Sindangkasih, Cikoneng. Cijeungjing dan Kecamatan Ciamis.
“Ciamis ini sudah termasuk rawan rabies, lantaran masuk daerah perlintasan yang akibatnya ancaman munculnya penyakit hewan cukup tinggi. Misalnya ketika ada kasus rabies di wilayah Jawa Tengah, maka bisa saja sampai ke Ciamis,” kata Otong.
Otong juga mengimbau masyarakat, terutama yang memiliki hewah peliharaan seperti kucing, anjing dan kera untuk segera lapor ke Dinas Peternakan. Pelayanan suntik rabies disediakan secara gratis untuk hewan peliharaan warga Ciamis di Dinas Peternakan.
“Idealnya memang suntik rabies itu dilakukan setahun sekali, terutama anjing yang berumur di atas 3 bulan,” ucapnya.
Kata dia, hal itu dilakukan dalam rangka upaya pencegahan dan juga sosialisasi sejak dini. Kasus anjing rabies pernah ditemukan pada tahun 1997 lalu. Sejak saat itu memang belum ditemukan lagi kasus rabies. Rabies ini, kata Otong, bisa menular kepada manusia lewat gigitan hewan peliharaan. Hal ini cukup berbahaya karena bisa menimbulkan kematian.
“Ciri-ciri anjing terindikasi rabies terlihat saat anjing takut air, matanya merah, terus menggonggong, dan kerap makan barang-barang yang ada di depannya. Selain itu, perilakunya cenderung agresif. Jika hewan peliharaan menunjukkan gejala tersebut maka masyarakat harus segera menghindar, sebab terindikasi rabies,” terang Otong.
Sementara jika terlanjur digigit anjing, Otong menyarankan agar bekas gigitannya segera dicuci dengan sabun. Selanjutnya dibasuh dengan alkohol dan segera bawa ke Puskesmas agar bisa ditangani oleh dokter.
“Anjingnya itu kemudian harus diobservasi selama 14 hari, kalau kemudian mati berarti positif rabies. Maka orang yang digigitnya pun segera diberi vaksin anti rabies, jadi kalau manusia tidak langsung diberi vaksin harus ada observasi dulu,” katanya.
0 Response to "Hari Pertama DinKes & Perikanan Lakukan Suntik Vaksin Rabies 80 Anjing dan Kucing di Kec Cijeungjing"
Posting Komentar