Promo Spesial and Free Ongkir
Baca Juga
SIDAMULYANEWS - Sekitar 22 warga Kabupaten Garut yang tinggal dan bekerja di Palu, Sulawesi Tengah pulang kampung. Namun beberapa warga yang jadi korban gempa asal Garut lainnya masih tertahan di Palu.
“Data yang masuk dari kecamatan itu ada 120 orang. Tapi masih data dan cari informasi terus,” ujar Kepala Diskominfo Kabupaten Garut Nurdin Yana kepada media online Rabu (3/10).
Selain mendata, pihaknya juga berencana menjemput masyarakat Garut yang tinggal di Palu.
“Kami juga akan mengecek langsung ke Palu. Rencananya paling lambat Jumat. Tapi diusahakan secepatnya,” katanya.
Saat ini, terang dia, ada beberapa warga yang pulang. Mereka sudah dijemput oleh pihak kepolisian di Jakarta.
“Informasinya ada 22 orang dari Kecamatan Sukaresmi yang pulang dan kini sudah dijemput,” terangnya.
Nurdin juga akan mengirimkan kendaraan untuk menjemput masyarakat Garut yang akan pulang dari Palu.
“Kami sediakan kendaraan untuk menjemput mereka di bandara,” paparnya.
Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna mengatakan dalam penjemputan warga pihaknya menyiapkan satu bus untuk mengangkut 22 warga Garut yang menjadi korban gempa dan tsunami Palu.
Dirinya bersama Dandim 0611/Garut Letkol Inf Asyraf Azis ikut menjemput para korban di Bandara Halim Perdanakusuma.
“Sekarang (tadi malam) sudah di perjalanan menuju Garut. Ini sudah di tol,” terangnya.
Selain menjemput di bandara, pihaknya juga menyediakan tim kesehatan yang disediakan di Polres Garut.
“Nanti kami bawa ke Polres dulu untuk cek kesehatan. Setelah itu mereka akan diantar ke rumah masing-masing,” ujarnya.
Terpisah, Kades Sukalilah Kecamatan Sukaresmi Asep Haris mengatakan selain 22 warga yang akan dijemput, masih ada puluhan warga Garut lainnya yang belum bisa pulang. Total ada sekitar 120 orang warga Garut yang merantau ke Palu.
“Mereka berasal dari Kecamatan Sukaresmi dan Cisurupan. Sekarang lagi nunggu pesawat untuk pulang,” ujarnya.
Keberadaan warga di Palu, lanjutnya, bekerja sebagai buruh bangunan dan berdagang. Mereka sudah berada di Palu sekitar satu sampai dua bulan.
“Alhamdulillah semuanya selamat. Saya belum dengar kabar ada korban jiwa dari warga Garut,” ucapnya.
Dihubungi terpisah, Iman Maulana, warga Desa Sukalilah Kecamatan Sukaresmi yang bekerja di Palu mengaku masih bertahan di Bandara Mutiara SIS Al Jufrie, Palu. Ia beserta puluhan rekannya dari Garut masih menunggu jadwal pesawat menuju Pulau Jawa.
Iman mengaku bersama 10 rekannya mengalami kelaparan. Pasalnya, selama bertahan di bandara belum pernah mendapat bantuan makanan.
“Saya kelaparan pak, sudah empat hari belum makan. Sekarang hanya bisa minum dan makan makanan ringan saja,” ujarnya saat dihubungi Rakyat Garut kemarin.
Menurut dia, ada sekitar 40 orang lebih warga Garut yang masih berada di Palu. Ia dan tiga rekannya sudah berada di dalam area bandara. Sementara sisanya masih menunggu di luar gerbang bandara.
“Teman-teman saya yang lain lagi antre di luar (bandara). Katanya mau ada pak Jokowi. Kalau pak Jokowi sudah ada, mereka nanti bisa masuk,” katanya.
Kondisi Kota Palu, kata Iman, sudah hancur. Sangat sulit untuk mencari makanan. Tempat tinggalnya di Kota Palu juga rusak akibat gempa.
“Alhamdulillah semua warga Garut yang ada di sini selamat. Tidak ada korban jiwa,” ucapnya.
Iman masih menunggu kabar pesawat akan memberangkatkannya ke Malang atau Jakarta. Ia berharap bisa secepatnya tiba di Pulau Jawa.
“Kemarin warga Garut yang anak-anak dan wanita sudah diberangkatkan duluan. Kebetulan saya ada kenalan sama pilotnya. Jadi mereka bisa berangkat duluan,” katanya.
Pascagempa, Iman sempat kesulitan menghubungi rekan-rekannya di Palu. Beruntung semuanya bisa selamat dan berkumpul kembali. Jalur komunikasi pun baru normal setelah tiga hari pascagempa.
“Saya sudah kasih kabar ke keluarga. Mereka sempat khawatir,” paparnya.
Artikel Terkait Lainnya :
“Data yang masuk dari kecamatan itu ada 120 orang. Tapi masih data dan cari informasi terus,” ujar Kepala Diskominfo Kabupaten Garut Nurdin Yana kepada media online Rabu (3/10).
Selain mendata, pihaknya juga berencana menjemput masyarakat Garut yang tinggal di Palu.
“Kami juga akan mengecek langsung ke Palu. Rencananya paling lambat Jumat. Tapi diusahakan secepatnya,” katanya.
Saat ini, terang dia, ada beberapa warga yang pulang. Mereka sudah dijemput oleh pihak kepolisian di Jakarta.
“Informasinya ada 22 orang dari Kecamatan Sukaresmi yang pulang dan kini sudah dijemput,” terangnya.
Nurdin juga akan mengirimkan kendaraan untuk menjemput masyarakat Garut yang akan pulang dari Palu.
“Kami sediakan kendaraan untuk menjemput mereka di bandara,” paparnya.
Kapolres Garut AKBP Budi Satria Wiguna mengatakan dalam penjemputan warga pihaknya menyiapkan satu bus untuk mengangkut 22 warga Garut yang menjadi korban gempa dan tsunami Palu.
Dirinya bersama Dandim 0611/Garut Letkol Inf Asyraf Azis ikut menjemput para korban di Bandara Halim Perdanakusuma.
“Sekarang (tadi malam) sudah di perjalanan menuju Garut. Ini sudah di tol,” terangnya.
Selain menjemput di bandara, pihaknya juga menyediakan tim kesehatan yang disediakan di Polres Garut.
“Nanti kami bawa ke Polres dulu untuk cek kesehatan. Setelah itu mereka akan diantar ke rumah masing-masing,” ujarnya.
Terpisah, Kades Sukalilah Kecamatan Sukaresmi Asep Haris mengatakan selain 22 warga yang akan dijemput, masih ada puluhan warga Garut lainnya yang belum bisa pulang. Total ada sekitar 120 orang warga Garut yang merantau ke Palu.
“Mereka berasal dari Kecamatan Sukaresmi dan Cisurupan. Sekarang lagi nunggu pesawat untuk pulang,” ujarnya.
Keberadaan warga di Palu, lanjutnya, bekerja sebagai buruh bangunan dan berdagang. Mereka sudah berada di Palu sekitar satu sampai dua bulan.
“Alhamdulillah semuanya selamat. Saya belum dengar kabar ada korban jiwa dari warga Garut,” ucapnya.
Dihubungi terpisah, Iman Maulana, warga Desa Sukalilah Kecamatan Sukaresmi yang bekerja di Palu mengaku masih bertahan di Bandara Mutiara SIS Al Jufrie, Palu. Ia beserta puluhan rekannya dari Garut masih menunggu jadwal pesawat menuju Pulau Jawa.
Iman mengaku bersama 10 rekannya mengalami kelaparan. Pasalnya, selama bertahan di bandara belum pernah mendapat bantuan makanan.
“Saya kelaparan pak, sudah empat hari belum makan. Sekarang hanya bisa minum dan makan makanan ringan saja,” ujarnya saat dihubungi Rakyat Garut kemarin.
Menurut dia, ada sekitar 40 orang lebih warga Garut yang masih berada di Palu. Ia dan tiga rekannya sudah berada di dalam area bandara. Sementara sisanya masih menunggu di luar gerbang bandara.
“Teman-teman saya yang lain lagi antre di luar (bandara). Katanya mau ada pak Jokowi. Kalau pak Jokowi sudah ada, mereka nanti bisa masuk,” katanya.
Kondisi Kota Palu, kata Iman, sudah hancur. Sangat sulit untuk mencari makanan. Tempat tinggalnya di Kota Palu juga rusak akibat gempa.
“Alhamdulillah semua warga Garut yang ada di sini selamat. Tidak ada korban jiwa,” ucapnya.
Iman masih menunggu kabar pesawat akan memberangkatkannya ke Malang atau Jakarta. Ia berharap bisa secepatnya tiba di Pulau Jawa.
“Kemarin warga Garut yang anak-anak dan wanita sudah diberangkatkan duluan. Kebetulan saya ada kenalan sama pilotnya. Jadi mereka bisa berangkat duluan,” katanya.
Pascagempa, Iman sempat kesulitan menghubungi rekan-rekannya di Palu. Beruntung semuanya bisa selamat dan berkumpul kembali. Jalur komunikasi pun baru normal setelah tiga hari pascagempa.
“Saya sudah kasih kabar ke keluarga. Mereka sempat khawatir,” paparnya.
0 Response to "Ini Data Puluhan Warga Garut yang Masih Tertahan Di Palu"
Posting Komentar