Promo Spesial and Free Ongkir
Baca Juga
SIDAMULYANEWS - Kelangkaan elpiji ukuran 3 Kg ternyata tidak hanya terjadi di wilayah Kecamatan Cimanggung saja. Tetapi kelangkaan si melon ini juga telah merambah kewilayah Pamulihan, Tanjungsari serta wilayah kecamatan lainnya.
Bahkan di Tanjungsari warga sudah tidak bisa mendapatkan dari pangkalan sebab pangkalan menjual hanya kepada pembeli partai besar. Bagi yang pengecer dengan membeli satu tabung sudah tidak lagi dilayani.
“Tadi ada warga yang melapor ke Pol PP kalau elpiji ukuran 3 kg sudah sulit didapat. Padahal pangkalan sudah mendapat pasokan dari agen,” terang Kasi Pol PP, Kecamatan Tanjungsari, ungkap Nur Alamsyah.
Menurutnya, dengan adanya laporan dari warga tentang kelangkaan elpiji pihaknya akan segera melakukan komunikasi dengan camat. “Bagaimana langkah yang akan diambil pihak pemerintah kecamatan soal kelangkaan elpiji itu. Kami belum mengambil langkah sebelum ada perintah dari camat,” jelasnya.
Ditempat berbeda Ketua RW 11, Desa Sindanggalih, Kecamatan Cimanggung, Jaelani mengaku kelangkaan elpiji semakin parah saja. Bahkan harga pangkalan di jual diatas harga eceran tertinggi (HET).
“Elpiji ukuran 3 kg ternyata di pangkalan justru mematok harga Rp 20 ribu. Padahal pangkalan tidak boleh menjual lebih dari HET yaitu Rp 16.500. Kok pemerintah membiarkan tidak ada tindakan kepada pangkalan nakal,” ucapnya.
Sebaiknya dilakukan pengawasan terhadap penjualan elpiji ukuran 3 kg karena saat ini warga sangat membutuhkanya. Tetapi ada pangkalan yang justru memanfaatkan situasi seperti saat ini. “Sudah sulit mendapatkan elpiji, eh malah harganya juga jadi lebih mahal,” keluhnya.
Pihaknya meminta pemerintah segera mengambil langkah tegas dan tindakan kepada pangkalan nakal yang memainkan harga seenaknya.
“Jika perlu cabut saja ijinya bagi pangkalan yang nakal. Jangan dibiarkan memainkan harga seenaknya,” tutupnya. (RED)
Artikel Terkait Lainnya :
Bahkan di Tanjungsari warga sudah tidak bisa mendapatkan dari pangkalan sebab pangkalan menjual hanya kepada pembeli partai besar. Bagi yang pengecer dengan membeli satu tabung sudah tidak lagi dilayani.
“Tadi ada warga yang melapor ke Pol PP kalau elpiji ukuran 3 kg sudah sulit didapat. Padahal pangkalan sudah mendapat pasokan dari agen,” terang Kasi Pol PP, Kecamatan Tanjungsari, ungkap Nur Alamsyah.
Menurutnya, dengan adanya laporan dari warga tentang kelangkaan elpiji pihaknya akan segera melakukan komunikasi dengan camat. “Bagaimana langkah yang akan diambil pihak pemerintah kecamatan soal kelangkaan elpiji itu. Kami belum mengambil langkah sebelum ada perintah dari camat,” jelasnya.
Ditempat berbeda Ketua RW 11, Desa Sindanggalih, Kecamatan Cimanggung, Jaelani mengaku kelangkaan elpiji semakin parah saja. Bahkan harga pangkalan di jual diatas harga eceran tertinggi (HET).
“Elpiji ukuran 3 kg ternyata di pangkalan justru mematok harga Rp 20 ribu. Padahal pangkalan tidak boleh menjual lebih dari HET yaitu Rp 16.500. Kok pemerintah membiarkan tidak ada tindakan kepada pangkalan nakal,” ucapnya.
Sebaiknya dilakukan pengawasan terhadap penjualan elpiji ukuran 3 kg karena saat ini warga sangat membutuhkanya. Tetapi ada pangkalan yang justru memanfaatkan situasi seperti saat ini. “Sudah sulit mendapatkan elpiji, eh malah harganya juga jadi lebih mahal,” keluhnya.
Pihaknya meminta pemerintah segera mengambil langkah tegas dan tindakan kepada pangkalan nakal yang memainkan harga seenaknya.
“Jika perlu cabut saja ijinya bagi pangkalan yang nakal. Jangan dibiarkan memainkan harga seenaknya,” tutupnya. (RED)
0 Response to "Krisis Elpiji 3 kg Terus Meluas"
Posting Komentar