Dukungan Pemkot Bandung Untuk Komite Ekonomi Kreatif

Promo Spesial and Free Ongkir

Baca Juga

BANDUNG - Sidamulyanews, Ketua KEKB Tita Larasati mengatakan, berbicara mengenai ekonomi kreatif bukan hanya terkait industri kreatif saja. Dalam ekosistem ekonomi kreatif itu ada empat elemen yang saling berkaitan dan membetuk lingkaran.

Kini gong ekonomi kreatif mulai ditabuh. Namun, gaungnya tak terdengar di masyarakat. Untuk itu, Komite Ekonomi Kreatif Bandung (KEKB) bertekad melakukan pengembangan dan perluasan informasi ini.

"Dalam ekosistem ekonomi kreatif ini ada empat elemen. Ada sumber daya manusia, karya, pasar, serta R&D (research and development) untuk melakukan penelitian yang berulang-ulang untuk tercipta produk yang lebih baik," kata Tita kepada INILAH saat konferensi pers DesignAction.bdg 2016, Jumat (4/11/2016).

Menurutnya, kegiatan DesignAction.bdg yang sudah tiga kali rutin dilakukan ini untuk menyempurnakan lingkaran ekosistem tersebut. Bandung diakuinya memiliki empat elemen ekosistem ekonomi kreatif itu. Namun, amplifikasi konsep ekonomi kreatif itu yang relatif kurang mendukung.

Amplikasi ini diakuinya sebagai penjelasan konsep untuk memperluas dampak yang lebih signifikan. Kota Kembang yang memiliki lebih dari 50 kampus perguruan tinggi. Hal ini merupakan keuntungan karena adanya elemen ini memungkinkan proses laboratorium penelitian dan pengembangan dilakukan agar produk memiliki added value dan karyanya bisa lebih berkualitas.

"Banyaknya kampus perguruan tinggi ini merupakan aset ekonomi yang dimiliki Kota Bandung," tambahnya.

( Baca : Seminar dan Motivasi Ekonomi Kreatif )

Disinggung mengenai adanya tujuh kawasan sentra industri dan perdagangan di Kota Bandung, Tita mengatakan hal tersebut menjadi pekerjaan rumah Kota Bandung yang belum lama ini diakui sebagai kota desain. Terlebih, Bandung termasuk dalam jejaring kota kreatif UNESCO bidang desain. Dia menegaskan, tujuh kawasan tersebut akan menjadi landasan pengembangan.

Seperti diketahui, sejak lama Kota Bandung memiliki kawasan Cihampelas sebagai sentra penjualan jeans dan produk konveksi, kawasan Cibaduyut sebagai sentra pembuatan dan penjualan sepatu dan alas kaki, kawasan Cigondewa sebagai sentra penjualan kain, kawasan Binongjati sebagai sentra pembuatan dan penjualan produk rajutan, kawasan Suci sebagai sentra pembuatan dan penjualan kaos, kawasan Sukamulya sebagai sentra pembuatan dan penjualan boneka, serta kawasan Cibuntu sebagai sentra pembuatan dan penjualan tahu tempe.

Sementara itu, Bagian Perekonomian Setda Kota Bandung Taufiq Hidayat mengatakan bentuk dukungan Pemkot Bandung ini terlihat dari pembentukan KEKB. Dia mengaku, sebagai pemegang kebijakan pihaknya menyusun roadmap mengenai pengembangan ekonomi kreatif di Kota Kembang.

"Untuk ini, kita bekerjasama dengan KEKB sebagai think-tank," ucapnya.

Taufiq menyebutkan, Pemkot Bandung berkomitmen untuk memanfaatkan potensi kreatifnya terutama dalam bidang desain untuk meningkatkan kesejahteraan warganya. Untuk memperkuat pencapaian Kota Bandung sebagai kota kreatif ini tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung 2013-1018.

"Dari 16 sektor ekonomi kreatif yang ditentukan Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif), kita fokus di subsektor desain," tambahnya seraya menegaskan tujuh kawasan sentra industri menjadi landasan untuk pengembangan ekonomi kreatif. ***RED
Artikel Terkait Lainnya :

Masukkan Email Anda Untuk Menjadi Pengunjung Premium Kami

Kontribusikan Moment Kalian Disini !!!

0 Response to "Dukungan Pemkot Bandung Untuk Komite Ekonomi Kreatif"

Posting Komentar