Promo Spesial and Free Ongkir
Baca Juga
SIDAMULYANEWS - Orangtua biasa mencukur rambut bayi di usia tertentu. Alasannya, jika tidak dicukur, bayi tidak dapat bisa tidur dengan nyenyak atau agar bayi memiliki rambut tebal dan lurus setelah mencukurnya.
Masih banyak sekali mitos-mitos lain yang beredar di masyarakat seputar kegunaan mencukur rambut pada bayi. Berbagai macam alasan orangtua mencukur rambut bayinya, mulai dari tradisi turun-temurun, adat dan kepercayaan.
Sejauh ini belum ada penelitian yang menjelaskan secara ilmiah tentang mitos yang banyak beredar di masyarakat. Meskipun begitu banyak orangtua mencukur rambut bayinya karena suatu tujuan. Lalu, sebenarnya apa manfaat mencukur rambut pada bayi?
Sebenarnya mencukur tak ada kaitannya dengan mitos-mitos yang selama ini beredar. Ada yang bilang akan membuat rambut lebih tebal, lurus atau rambut menjadi lebih hitam. Intinya adalah mencukur rambut agar si bayi lebih nyaman dan terhindar dari masalah kulit kepala. Ketika si bayi lahir kemungkinan adanya lemak atau kotoran yang tertinggal dan menempel pada rambut bayi dari dalam rahim ibu.
Setelah lahirpun kotoran kerap menempel pada bayi, seperti gumoh di bantal yang kemudian menempel di rambut. Bekas gumoh tersebut bisa saja hilang dengan keramas, tapi belum tentu tumpukan lemak dan kotoran yang berada di kulit kepala terangkat sepenuhnya. Maka dari itu cara efektif adalah dengan mencukur rambut.
Mencukur sama sekali tidak memengaruhi pertumbuhan rambut. Karena kulit kepala bayi sangat tipis dan mudah iritasi, mencukur rambut menjadi sangat penting. Jadi, jika terjadi sesuatu seperti iritasi pada kulit, orangtua bisa mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut dan mempermudah pengobatan. Alangkah baiknya kepala bayi dicukur hingga pelontos.
Kepala pelontos atau botak licin membuat bayi lebih nyaman, tidak gerah dan membuat orangtua lebih mudah untuk melihat masalah pada kulit kepala bayi. Biasanya setelah dicukur bagian kulit kepala bayi akan terlihat gumpalan minyak berwarna coklat kekuningan, disebut Cradle Cap. Gumpalan seperti sisik berlemak ini muncul karena aktivitas kelenjar minyak.
Nah, jika hal ini dibiarkan hingga menumpuk, dapat menghambat sirkulasi keringat hingga menimbulkan iritasi dan gangguan kulit lainnya. Intinya, mencukur rambut bayi tidak akan mengubah kondisi rambut, misalnya dari keriting menjadi lurus atau menjadikan rambut lebih tebal. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik dan nutrisi yang dikonsumsi si bayi bukan dari mencukur rambut.
Artikel Terkait Lainnya :
Masih banyak sekali mitos-mitos lain yang beredar di masyarakat seputar kegunaan mencukur rambut pada bayi. Berbagai macam alasan orangtua mencukur rambut bayinya, mulai dari tradisi turun-temurun, adat dan kepercayaan.
Sejauh ini belum ada penelitian yang menjelaskan secara ilmiah tentang mitos yang banyak beredar di masyarakat. Meskipun begitu banyak orangtua mencukur rambut bayinya karena suatu tujuan. Lalu, sebenarnya apa manfaat mencukur rambut pada bayi?
Sebenarnya mencukur tak ada kaitannya dengan mitos-mitos yang selama ini beredar. Ada yang bilang akan membuat rambut lebih tebal, lurus atau rambut menjadi lebih hitam. Intinya adalah mencukur rambut agar si bayi lebih nyaman dan terhindar dari masalah kulit kepala. Ketika si bayi lahir kemungkinan adanya lemak atau kotoran yang tertinggal dan menempel pada rambut bayi dari dalam rahim ibu.
Setelah lahirpun kotoran kerap menempel pada bayi, seperti gumoh di bantal yang kemudian menempel di rambut. Bekas gumoh tersebut bisa saja hilang dengan keramas, tapi belum tentu tumpukan lemak dan kotoran yang berada di kulit kepala terangkat sepenuhnya. Maka dari itu cara efektif adalah dengan mencukur rambut.
Mencukur sama sekali tidak memengaruhi pertumbuhan rambut. Karena kulit kepala bayi sangat tipis dan mudah iritasi, mencukur rambut menjadi sangat penting. Jadi, jika terjadi sesuatu seperti iritasi pada kulit, orangtua bisa mencegah terjadinya infeksi lebih lanjut dan mempermudah pengobatan. Alangkah baiknya kepala bayi dicukur hingga pelontos.
Kepala pelontos atau botak licin membuat bayi lebih nyaman, tidak gerah dan membuat orangtua lebih mudah untuk melihat masalah pada kulit kepala bayi. Biasanya setelah dicukur bagian kulit kepala bayi akan terlihat gumpalan minyak berwarna coklat kekuningan, disebut Cradle Cap. Gumpalan seperti sisik berlemak ini muncul karena aktivitas kelenjar minyak.
Nah, jika hal ini dibiarkan hingga menumpuk, dapat menghambat sirkulasi keringat hingga menimbulkan iritasi dan gangguan kulit lainnya. Intinya, mencukur rambut bayi tidak akan mengubah kondisi rambut, misalnya dari keriting menjadi lurus atau menjadikan rambut lebih tebal. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik dan nutrisi yang dikonsumsi si bayi bukan dari mencukur rambut.
0 Response to "Perlukah Mencukur Rambut pada Bayi sejak Dini? Ini Jawabanya"
Posting Komentar